umlanews – Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Dr. H. Amirsyah Tambunan, M.Ag, dalam Kajian Rutin Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, Sabtu (3/8/2024) di Masjid Ki Bagus Hadikusumo Universitas Muhammadiyah Lamongan.
Acara yang dihadiri ratusan keluarga besar Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan ini mengusung tema “Ada Apa dengan Perbankan Syari’ah Kita?”.
Menurut Amirsyah Tambunan, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar dalam sektor ekonomi dan keuangan syariah.
“Perkembangan keuangan syariah di Indonesia dimulai pada awal 1990-an dengan berdirinya bank syariah pertama, Bank Muamalat Indonesia, pada tahun 1991. Sejak itu, sektor ini telah mengalami pertumbuhan yang signifikan,” ujarnya.
Regulasi
Ketua MPW PP Muhammadiyah ini menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia dan otoritas keuangan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memainkan peran kunci dalam pengembangan dan regulasi sektor keuangan syariah.
“Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan Undang-Undang No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara adalah beberapa regulasi penting yang mendukung pertumbuhan sektor ini,” jelasnya.
Pertumbuhan
Menurut Sekjen MUI, terdapat banyak bank syariah di Indonesia, termasuk bank-bank besar seperti Bank Syariah Indonesia (BSI), yang merupakan hasil penggabungan beberapa bank syariah milik pemerintah.
“Bank syariah di Indonesia menawarkan berbagai produk, termasuk pembiayaan mudharabah (bagi hasil), murabaha (jual beli), dan ijarah (sewa),” katanya.
Namun, lanjutnya, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, termasuk kebutuhan untuk memperbaiki infrastruktur, regulasi yang konsisten, dan meningkatkan literasi keuangan syariah di masyarakat.
“Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah lebih lanjut, terutama dengan dukungan regulasi yang kuat, potensi pasar yang besar, dan minat yang meningkat di kalangan investor,” pungkasnya.
Penulis: Alfain Jalaluddin Ramadlan / Editor Fathurrahim Syuhadi